Senin, 08 Juni 2009

Dzikir dan Fenomena Hypnosis

Mr.ASEP HAERUL GANI
Dzikir dalam bahasa Arab artinya mengingat. Dzikir secara istilah adalah semua ucapan, pikiran , perasaan dan gerak laku yang tertuju pada mengingat Allah.
Dzikir dalam Islam memiliki kedudukan penting . Syukurnya seorang hamba dinyatakan dalam dzikir. Ingkarnya seorang hamba ditengarai dengan tiadanya dzikir.
Shalat yang merupakan mi”rajnya kaum mu”minin dilakukan dalam rangka dzikir. Shalat dapat mencegah manusia dari perbuatan keji dan mungkar. Karena shalat itu untuk berdzikir, maka dapat disimpulkan bahwa dzikir selain bermanfaat diperolehnya kedamaian dan ketentraman jiwa sekaligus juga mencegah manusia dari perbuatan sia-sia dan perilaku yang merugikan sesama.
Dzikir banyak ragamnya.
Ada dzikir dengan lisan, yaitu bibir basah menyuarakan nama “Allah”, menyebutkan sifat ” Ar Rahman , Ar Rahim , Al Malik , Al Quddus ” dan menyebutkan perbuatannya ” Alhamdu Lillahi Robbil “alamin”. Dzikir yang teramati seperti ini biasa disebut juga Dzikir Jahar atau Dzikir kentara. Kentara, karena terdengar oleh telinga, terlihat oleh mata.
Ada pula dzikir yang dilakukan dengan hati. Pendzikir menutup matanya, mengatupkan lidahnya, menahan nafasnya, dan memberikan kesempatan hatinya menjeritkan nama Allah. Dzikir seperti ini nyaris tersembunyi, tak teraba tak kentara. Dzikir seperti ini disebut sebagai Dzikir Khofiy.
Dzikir banyak pula metodenya.
Ada Dzikir yang disajikan dengan cara menyuarakan kata atau kalimat tertentu.
Ada Dzikir yang disajikan dengan cara menyuarakan kata Allah sambil membuang nafas dan menyuarakan Allah sambil menghirup nafas
Ada Dzikir yang disajikan dengan cara menyuarakan kalimat Laa Ilaaha IllaLlah sambil menggerakkan kepala dengan posisi duduk bersila.
Ada Dzikir yang disajikan dengan cara sambil berdiri, duduk dan berbaring
Ada Dzikir yang disajikan dengan cara berputar seperti menari
b. Fenomena Hypnosis pada orang yang berdzikir
Dzikir bercirikan pengulangan . Baik pengulangan kata, kalimat dan juga gerak. Pada saat pengulangan dilakukan maka tercipta kata-kata ber-rima, gerak berirama. Semakin sering kata dan gerak diulang, maka kata dan gerak semakin ritmis dan membuat sang pendzikir semakin fokus, nafas semakin teratur, tubuh semakin peka dan perasaan tenang semakin tercapai. Keadaan ini dalam hypnosis dinamakan TRANCE.
Kerapkali di majlis dzikir terlihat saat para pendzikir terlibat masuk ke dalam dzikirnya, ada yang tubuhnya perlahan berdiri dari duduk kemudian tubuhnya bergoyang (dalam diri si subyek ia merasa sedang duduk), tangan menjadi kataleptik perlahan-lahan mengangkat kaku, bahkan ada pula yang mencapai kesadaran tingkat tinggi.
Dzikir dapat dipandang sebagai INDUKSI membawa para pendzikir ke keadaan tenang, keadaan alpha bahkan tetha. Dzikir dapat pula dipandang sebagai INDUKSI sekaligus SUGESTI karena pada saat alpha dan tetha tersebut ada pembelajaran-pembelajaran yang ditanamkan berupa DO”A . Do”a bentuknya adalah Affirmasi. Affirmasi akan menempel baik bila dinyatakan berulang-ulang, dalam keadaan yang fokus dan pada alpha/tetha state.
Dalam sejumlah riwayat, Sebelum laskar Aceh , laskar Banten, laskar Demak berperang mereka berdzikir terlebih dahulu dan setelah dzikir merasuk ke ruh dan seluruh tubuh, mereka mendapatkan penanaman pembelajaran sikap maju terus pantang mundur. Berani Hidup tak takut mati, hingga penjajah mampu diusir dari nusantara.
c. Pemanfaatan Dzikir untuk perbaikan diri
Kaum Muslim yang telah terbiasa melakukan dzikir dapat mengambil banyak manfaat dari Dzikir. Pertama kali yang perlu dilakukan adalah membuat tombol pemicu dzikir. Caranya dapat dilakukan saat ia berdzikir dan mendapatkan keadaan yang paling tentram buatlah pemicu. Pemicu bisa dalam bentuk gerakkan misalnya menjentik jari. Pemicu bisa dalam bentuk visual misalnya membayangkan tulisan Allah. Pemicu bisa juga dalam bentuk pendengaran misalnya mendengar lapadz Allah.
Pada saat Anda resah, gelisah, kesal, gundah, marah tekan tombol pemicu ke keadaan Dzikir Anda. Bila Anda telah terlatih, saat kapanpun Anda picu, secara otomatis keadaan tentram , tenang akan tampil dalam diri Anda.
Seorang hypnotherapis yang mengetahui kliennya sebagai Ahli Dzikr lebih mudah membantu kliennya menemukan solusi. Sang terapis cukup memanfaatkan keadaan tentram yang diperoleh kliennya dalam berdzikir sebagai INDUKSI. Setelah klien memberi tanda bahwa ia telah masuk ke keadaan tentram dalam dzikir. Terapis dapat melanjutkannya dengan memberikan SUGESTI atau PEMBELAJARAN kepada kliennya. Dari pengalaman saya, cara ini justru lebih cepat masuk ke Trance yang dalam bila dibandingkan dengan penggunaan Induksi dengan cara biasa.
Pun Sapun Ampun Paralun
Pakena Gawe Rahayu, Sangkan Nanjung Di Juritan, Nanjeur Di Buana
Salam hangat dari Ciwandan, Cilegon
Asep Haerul Gani

Tidak ada komentar:

Posting Komentar